Mula-mula pada sabtu malam aku memutuskan keluar seorang diri. Sekadar untuk menikmati udara segar dan mengistirahatkan pikiranku yang jemu berhari-hari. Tak lama setelahnya, aku sampai di sebuah toko roti ala prancis, orang-orang biasa menyebutnya dengan patisserie.
Aku masuk tanpa malu-malu mengucap "Bonsoir!" dan disambut dengan ramah tamah dua pelayan cantik yang sedang menjaga. Sebuah patisserie yang tidak begitu besar dengan aroma butter yang menyeruak di seluruh sudutnya. Bermacam pastry seperti croissant, pain au choco, pain aux raisin, eclair, mille feuille, hingga roti-roti seperti baguette, pain de campagne, serta pain viennois, tersusun estetik di etalase, layaknya menggoda mata-mata yang memandangnya. Bersyukur aku tidak sedang ingin menyesap gula, aku putuskan membawa pulang dua baguette gandum pada akhirnya. Aku kembali bersenda gurau kepada pelayannya sembari mengucap "merci beaucoup!" dan ditimpali dengan gelak tawa.
Aku memang penggemar roti. Namun kali ini aku benar-benar jatuh cinta pada patisserie. Bagiku, tiada yang bisa menandingi gurihnya roti rustic maupun pastry yang flaky.
Aku bercita-cita memiliki patisserie yang sederhana saat hari tuaku tiba. Saat aku sudah terlalu lelah mengejar dunia, aku akan menyibukkan diriku untuk menguleni adonan dengan sisa tenaga yang kupunya. Membahagiakan sekali rasanya ketika roti-rotiku dapat menemani mereka beristirahat sepulang kerja, atau sekadar menghabiskan senja, membuatku bernostalgia dengan kebiasaanku di masa muda.
Ah, aku benar-benar menginginkan senja yang bahagia.
-Sal
Aku masuk tanpa malu-malu mengucap "Bonsoir!" dan disambut dengan ramah tamah dua pelayan cantik yang sedang menjaga. Sebuah patisserie yang tidak begitu besar dengan aroma butter yang menyeruak di seluruh sudutnya. Bermacam pastry seperti croissant, pain au choco, pain aux raisin, eclair, mille feuille, hingga roti-roti seperti baguette, pain de campagne, serta pain viennois, tersusun estetik di etalase, layaknya menggoda mata-mata yang memandangnya. Bersyukur aku tidak sedang ingin menyesap gula, aku putuskan membawa pulang dua baguette gandum pada akhirnya. Aku kembali bersenda gurau kepada pelayannya sembari mengucap "merci beaucoup!" dan ditimpali dengan gelak tawa.
Aku memang penggemar roti. Namun kali ini aku benar-benar jatuh cinta pada patisserie. Bagiku, tiada yang bisa menandingi gurihnya roti rustic maupun pastry yang flaky.
Aku bercita-cita memiliki patisserie yang sederhana saat hari tuaku tiba. Saat aku sudah terlalu lelah mengejar dunia, aku akan menyibukkan diriku untuk menguleni adonan dengan sisa tenaga yang kupunya. Membahagiakan sekali rasanya ketika roti-rotiku dapat menemani mereka beristirahat sepulang kerja, atau sekadar menghabiskan senja, membuatku bernostalgia dengan kebiasaanku di masa muda.
Ah, aku benar-benar menginginkan senja yang bahagia.
-Sal
Komentar
Posting Komentar