Ketika semburat jingga menyeruak dari barat ke seluruh penjuru cakrawala, memberi indah pada siapa saja yang menyaksikannya, memberi hangat pada siapa saja yang merasakannya.
Hadirnya senja seakan memberi pertanda bahwa surya belum rela untuk maherat. Ia mengintip enam derajat di bawah cakrawala, memastikan semua baik-baik saja sebelum akhirnya berganti kelam.
Senja identik dengan keindahan. Padu padan beberapa tingkat jingga dan nila yang tidak pernah gagal memukau siapa pun yang melihatnya.
Senja identik dengan pulang. Orang-orang yang telah menyelesaikan hiruk-pikuk pekerjaannya, pelajar yang telah menyelesaikan pelajarannya, anak-anak yang telah menyelesaikan permainannya, bahkan ibu-ibu atau istri-istri yang telah menyelesaikan masakannya, bersiap untuk menyambut siapa-siapa yang dikasihinya. Senja identik dengan kemenangan atas perjuangan melawan hari yang berat.
Senja identik dengan kebahagiaan.
Namun, mengapa senja hadir hanya beberapa saat lamanya?
Senja memang singgah sebentar, tidak lebih dari satu jam per harinya. Walau begitu, senja hampir selalu berhasil membuat siapa pun merasa bahagia, tak peduli betapa berat hari yang dilaluinya.
Hadirnya senja mengajarkan bahwa seberapa berat hari yang kau lalui, seberapa banyak cobaan yang kau temui, atau seberapa rumit rintangan yang kau lewati, masih banyak hal-hal sekecil apapun disekitarmu yang dapat membuatmu senang. Berkumpul dengan keluarga, bercengkrama dengan kawan, berkencan dengan yang terkasih, atau sekadar memanjakan diri dengan segelas minuman hangat sembari mendengarkan musik favoritmu.
Jadi, jangan sekali-kali merasa terpuruk. Karena tiada yang abadi di dunia ini, maka cobaan atau musibah juga begitu. Alih-alih merasa terbebani, lebih baik mencari hal-hal yang dapat kau syukuri.
Kalau kau belum menemukannya, maka tengadahkanlah pandanganmu pada cakrawala. Pandanglah lekat gradasi warna yang memancar dari arah terbenamnya surya. Disana senja dibuat khusus bagimu untuk merasa bahagia.
Hadirnya senja seakan memberi pertanda bahwa surya belum rela untuk maherat. Ia mengintip enam derajat di bawah cakrawala, memastikan semua baik-baik saja sebelum akhirnya berganti kelam.
Senja identik dengan keindahan. Padu padan beberapa tingkat jingga dan nila yang tidak pernah gagal memukau siapa pun yang melihatnya.
Senja identik dengan pulang. Orang-orang yang telah menyelesaikan hiruk-pikuk pekerjaannya, pelajar yang telah menyelesaikan pelajarannya, anak-anak yang telah menyelesaikan permainannya, bahkan ibu-ibu atau istri-istri yang telah menyelesaikan masakannya, bersiap untuk menyambut siapa-siapa yang dikasihinya. Senja identik dengan kemenangan atas perjuangan melawan hari yang berat.
Senja identik dengan kebahagiaan.
Namun, mengapa senja hadir hanya beberapa saat lamanya?
Senja memang singgah sebentar, tidak lebih dari satu jam per harinya. Walau begitu, senja hampir selalu berhasil membuat siapa pun merasa bahagia, tak peduli betapa berat hari yang dilaluinya.
Hadirnya senja mengajarkan bahwa seberapa berat hari yang kau lalui, seberapa banyak cobaan yang kau temui, atau seberapa rumit rintangan yang kau lewati, masih banyak hal-hal sekecil apapun disekitarmu yang dapat membuatmu senang. Berkumpul dengan keluarga, bercengkrama dengan kawan, berkencan dengan yang terkasih, atau sekadar memanjakan diri dengan segelas minuman hangat sembari mendengarkan musik favoritmu.
Jadi, jangan sekali-kali merasa terpuruk. Karena tiada yang abadi di dunia ini, maka cobaan atau musibah juga begitu. Alih-alih merasa terbebani, lebih baik mencari hal-hal yang dapat kau syukuri.
Kalau kau belum menemukannya, maka tengadahkanlah pandanganmu pada cakrawala. Pandanglah lekat gradasi warna yang memancar dari arah terbenamnya surya. Disana senja dibuat khusus bagimu untuk merasa bahagia.
Aku tidak akan pernah bosan mengingatkanmu untuk bahagia.
-Sal
Komentar
Posting Komentar