Langsung ke konten utama

Kenangan Putih Abu-abu


Rasanya baru kemarin, masih jadi bocah lulusan SMP yang tidak sabar untuk memakai seragam putih abu-abu yanh baru saja selesai dijahit. Rasanya baru kemarin, memasuki gedung abu-abu dan disambut oleh kakak-kakak kelas dengan permainan domino yang menakjubkan. Rasanya baru kemarin, mengerjakan tugas MOS yang bertumpuk-tumpuk, menjalani sanksi akibat melanggar, hingga kena omelan dari kakak-kakak OSIS. Rasanya baru kemarin, tersenyum malu-malu dan ragu, padahal hanya untuk say 'hi' pada teman baru. Dan rasanya baru kemarin, mencoba beradaptasi di masa putih abu-abu.

Hingga waktu memboyong kita sembari berlari. Penampilan lugu ditambah co-card gembel itu telah berubah menjadi deretan siswa siswi yang terus ingin mencoba hal baru. Berawal dari rasa bimbang untuk memilih jurusan, kemudian masing2 dari kita merasa bersyukur karena berada di jurusan yang tepat. Berusaha mencintai kelas baru, tanpa melupakan memori kelas lama. Terkadang mempunyai perasaan 'bangga' karena baru saja jadi senior, terkadang pula memiliki rasa ingin dihormati oleh adik kelas baru. Inilah masa-masa paling labil, sehingga tak heran banyak konflik bermunculan. Namun, tentu saja tak ada satupun di antara kita yang ingin membuat konflik berlarut-larut, sehingga kita dapat menjaga tali persahabatan yang sedang kita jalani.

Then, masih ingatkah naik kelas saja harus terlebih dahulu membuat karya ilmiah? Bagiku, ini adalah sebuah memori yang harus lekas-lekas dimusnahkan. Masih terngiang jelas bagaimana rasanya merelakan untuk tidak tidur semalaman, bagaimana rasanya jika hang-out pun harus ditempat ber wi-fi kemudian kita membawa semua pekerjaan KIR kesana, dan bagaimana rasanya dikejar deadline hingga salah satu anak di kelas rela membawa printer dari rumahnya. Itulah sebabnya aku tidak menyukai bagian dari kenangan-kenanganku yang satu ini.

Masih jelas dalam ingatan, kesibukan-kesibukan yang menghantuiku tiada henti. Bahkan masih terasa sampai sekarang, bagaimana lelahnya mengurus program kerja OSIS bersamaan dengan olimpiade, bagaimana bimbangnya untuk memilih ketika jadwal antar organisasi bertabrakan, dan bagaimana bosannya kejar-kejaran dengan guru mapel karena pekerjaan dan ulangan susulan yang menggunung tanpa pernah selesai.

Tentu, hal-hal tersebut membuatku larut dalam permainan waktu. Tanpa sadar, aku telah sampai pada 'senior year of high school', dimana jadwalku semakin padat karena persiapan ujian nasional. Pre-post test, bimbel pagi, bimbel sore, bimbel malam, bahkan suatu waktu sampai jam 9 malam di sekolah selama seminggu. Begitu seterusnya hingga waktu yang dinantikan tiba. Kita mengerahkan segala kemampuan, kita mewujudkan ujian nasional yang bersih, tanpa menyontek, dan percaya oleh kunci abal-abal. Karena kita tidak akan mengkhianati kerja keras kita dan guru-guru selama ini.

Ya, 'senior year' memang terasa lebih cepat. Kini, kita telah berada di penghujung masa menakjubkan ini. Bersama dengan pudarnya si putih abu-abu, beragam memori indah perlahan terpatri dalam ingatan. Dan kini, putih abu-abuku sudah benar-benar pudar. Ingin rasanya, mengulang berjuta kenangan sebelum kita benar-benar beranjak. Ingin rasanya, menciptakan lebih banyak memori hingga kita tidak akan pernah melupakannya. Ingin rasanya, membuat waktu berhenti sejenak untuk membuatku merasakan kebahagiaan, kebersamaan, dan kehangatan saat bersama kalian lebih lama. Ingin rasanya, membuktikan bahwa 'time-machine' bukanlah suatu yang mustahil agar aku bisa kembali ke masa kita bersama kala aku rindu. Namun, apalah daya yang hanya dapat aku lakukan hanyalah bersyukur. Aku bersyukur telah mengenal kalian, aku bersyukur telah menjadi bagian dari kalian, dan aku bersyukur karena diberi kesempatan untuk membuat banyak kenangan indah saat bersama kalian.

Selamat berjuang! Ingat, kehidupan yang sebenarnya baru akan kita jalani. Kenang masa indah kita untuk diceritakan pada anak-anak kita kelak. Dan apabila tidak ada takdir yang mempertemukan kita kembali, semoga kita semua dapat bercengkrama dan berkumpul dalan kehangatan di surga Allah. See you on top, guys!

Love you,


Your future veterinarian 💞


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : The True Power of Water

Judul : The True Power of Water Penulis: Masaru Emoto Pengantar Buku : KH. Abdullah Gymnastiar Penerbit : MQ Publishing Tahun Terbit : 2006 Cetakan ke : 1 Tebal Buku : 192 halaman           Ini adalah buku ilmiah yang pernah meraih "The New York Times Best Seller"  yang ditulis oleh seorang saintis Jepang, Masaru Emoto.  The True Power of Water merupakan buku kedua Masaru Emoto setelah buku pertamanya, The Hidden Message in Water . Buku ini berisi tentang penelitian Emoto mengenai air dan kekuatannya yang menakjubkan. Penulis mengatakan bahwa penelitian yang dilakukannya tidaklah mudah, ia harus rela menghabiskan waktu berjam-jam di sebuah ruangan bersuhu -15 derajat celcius demi melihat dan mengambil gambar pengkristalan air yang hanya muncul sekitar 20-30 detik.            Penilitiannya membuktikan bahwa air memiliki pesan yang tersembunyi di dalamnya. Hal ini dikarenakan air sangat sensitif terhadap suatu energi yang sulit dilihat di alam semesta yang diseb

-a conflict

Dog days-dog days seem never be bored to bother me. My mind says "suicide?" My heart says "no, no" Maybe someday they'll say "long story short, i survived" Or maybe not. -Sal

Day 30. What I feel when I write

-Epilog- Lebih tepatnya aku malu dengan diriku sendiri karena kemampuan menulisku sudah tidak sebagus dulu lagi. Bahkan ketika aku memaksa diriku untuk menulis selama 30 hari, tetap saja aku tidak bisa mengembalikan apa-apa yang dulu kupunya. Mungkin aku telah berevolusi menjadi pribadi yang berbeda? Tapi aku senang. Aku jadi banyak berdialog dengan senandikaku sendiri, lebih tepatnya mendebat. Karenanya aku lebih memahami tentang diriku sendiri, terlebih tentang perasaan-perasaan yang kupikir sudah hilang, namun sebenarnya masih ada serpihannya barang sedikit hehe Aku berterima kasih kepada kalian semua yang sudah membaca tulisan-tulisan tidak jelas ini. Bahkan beberapa dari kalian banyak yang memberikanku inspirasi! Terima kasih banyak! Mungkin setelah ini aku akan jarang mampir kemari, karena aku sudah disibukkan dengan kegiatan koasistensi :) jadi, sampai jumpa lagi! -Sal